33.2 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

Masa Kejayaan Budaya Jepang Showa Racing

Selama bertahun-tahun setelah pendudukan sekutu, pasca perang dunia ke-2, Industri otomotif di Jepang berkembang secara pesat dan akhirnya tumbuh menjadi penyemangat produksi kendaraan terbesar di dunia, yang identik dengan kualitas dan keandalan.

Automoto – Ketika kendaraan pribadi menjadi lebih murah dan lebih mudah diakses, maka semakin banyaklah keberadaan mobil pribadi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, hal ini tentu saja memunculkan berbagai subkultur seputar dunia otomotif.

Salah satu yang paling terkenal adalah budaya Bosozoku, geng pemuda yang meneror jalanan dengan menggunakan mobil dan motor sebagai cara mereka memberontak terhadap masyarakat Jepang.

Eksploitasi mereka dalam menggemudi dengan ugal-ugalan, menggunakan kekerasan dan menggangu kedamaian secara umum yang telah didokumentasikan selama bertahun-tahun. 

Meskipun mereka tidak melakukan tindak kriminal, namun gaya mereka tidak dapat disangkal dan budaya tersebut terus memberikan informasi dan berpengaruh hingga jaman sekarang baik modifikasi mobil, motor dan gaya berpakaian kaum bosozoku.

Kelompok-kelompok lain dari era ini yang mungkin pernah ada yaitu para pembalap “Kaido”, mobil-mobil balap mereka dimodifikasi dengan inspirasi mobil tahun 7- dan 80-an,  knalpot yang tinggi dan panjang, overfender yang besar dan serasi dengan rodanya, bodinya dimofikasi secara ekstrem.

Meskipun jika ada persilangan diantara kelompok Bosozoku dan kelompok Kaido, mereka tidak akan pernah tertukar karena mereka memiliki ciri khas dan gaya masing-masing. 

Banyak orang-orang Jepang yang menganggap masa-sama ini sebagai masa kejayaan dunia otomotif di Jepang, salah satunya orang Jepang yang bernama Mitch Meade, pecinta mobil era akhir Showa (1926-1989) yang telah mendokumentasikan dunia otomotif sejak tahun 2017 dengan nama yang tepat “Showa Racing”.

Mitch Maeda adalah seorang fotografer mobil asala Australia yang tinggal di Jepang yang cukup beruntung karena foto-fotonya dipublikasikan di berbagai majalah, selain itu Ia juga mengelola akun sosial media “Showa Racing”, mulai tinggal di Jepang sejak tahun 2015

Ketertarikan Mitch Maeda pada subkultur otomotif dimulai ketika Ia berusia 16 tahun, saat itu Ia mulai bisa mengemudi mobil, dan mulai mendokumentasikan adegan mobil di Brisbane dengan merekam video yang sangat amatir pada tahun 2012, dan berlanjut hingga Ia Pindah ke Jepang dengan visa Liburan sambil terus mengembangkan keahlian memotretnya.

Saat Ia menggunakan visa liburan, Ia Tinggal di Saitama dan kemudian pindah ke Ikebukura di Tokyo yang benar-benar menempatkannya pada posisi yang bagus untuk berkendara ke semua titik-titik rawan mobil di Jepang didalam dan disekitar kanto dan mendokumentasikan skena mobil yang ada disekelilingnya.

Ia sangat tertarik pada para pembalap Kaido, Ia semakin terobsesi ketika pindah dari tokyo ke Kyushu pada tahun 2017 dan melihat banyak sekali pembalap kaido di Kyushu. bukan hal yang aneh melihat para pembalap kaido berkeliling kota di dhari minggu sore. psa saat itulah Ia memutuskan untuk mendokumentasikan budaya balap kaido ini yang menciptakan ‘Show Racing”.

Mitch Maeda sangat menyukai mobil-mobil keluaran tahun 1970-an dan 1980-an, karena semua aspek fesyen, tehnologi dan lainnya ada disana, jadi wajar bila ia menyukai mobil di akhir era showa ini.

Menurut Mitch Maeda yang asli Australia tentang dunia otomotif di Jepang lebih santai dibanding dengan negara kelahirannya yaitu Australia, mengenai mobil-mobil yang terinpirasi dari Kyusa Jepang yang dibuat di Australia, Jepang mempelopori gaya tersebut, sementara orang asing menirunya, dan kadang-kadang ada yang salah dalam penterjemahkannya, disana pasti ada beberapa orang diluar Jepang yang melakukan pekerjaannya dengan luar biasa.

Beberapa orang nampaknya ingin mencoba dan membuat mobil balap Kaido dengan harga semurah mungkin, sehingga meraka memasang mobil tersebut dengan pelek replika atau palsau, bahkan merak tidak peduli untuk membuat mobil mereka terlihat serendah mungkin.

Selama tinggal di Jepang Mitch banyak emnyaksikan secara langsung dan mengabadikannya skena mobil jepang yang menakjubkan.

Kyusha diartikan secara luas berarti mobil Antik, pembalap kaido adalah kata luas yang digunakan untuk menggambarkan apa yang telah sebagian orang yang menjelaskan mobil Bosozoku yaitu mobil Cresta GX71 dengan dipasang roda SSR mark II yang sangat rendah, terdapat spoiler pada bagian depan bawah mobil dan spoiler celah dibagian belakang dengan ditempel sticker FET Kyokuto.

Mobil itulah yang sebenarnya pembalap kaido, shakotan adalah kata yang sering didengar oleh masyarakat Jepang untuk menggambarkan pembalap kaido, namun kata itu sendiri berarti rednah, dan juga dapat digunakan untuk mobil modern yang rendah.

Kyusha-kai adalah istilah yang paling sering digunakan oleh sebagia besar orang Jepang saat itu untuk menjauh dari stigma Bosozoku. haso adalah gaya pembalap Kaido yang kurang lebih berasarl dari tahun 1980-an yaitu mobil Bippu  (VIP).

Sedangkan kata Bosozoku sendiri menjadi perdebatan apakah berlaku untuk mobil atau motor? singkatnya keduanya, ada pembalap kaido dan motor Kyusha yang jika digabungkan adalah bozosoku.

Mobil dalah bagian besar dari budaya tetapi bukan satu-satunya bagian, motor kyusha, musik Rockability, show fashion dan yankii dan lain-lainnya semua itu juga berperan. menurut Mitch akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an adalah sat para pemelap Kaido mulai menjdi lebih halus dan berpenampilan menarik

 

 

 

BACA JUGA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

- Advertisement -

Popular Articles

automoto.id We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications