25.6 C
Jakarta
Thursday, September 19, 2024

Roda Dua Bercerita Tentang Indonesia part#1

Pemakaman Trunyan, Bali

Salah satu daya tarik Pulau bali tidaklah hanya pada keindahaan alamnya, tetapi juga karena berbagai tradisi dan budaya uniknya. Arman Abidin mengeksplorasi Pulau Bali, Ia lebih berorientasi kepada kekayaan budaya asli masyarakat Bali, maka dipilihlah desa adat Trunyan yang menjadi tujuannya. 

Suasan Pagi di Ubud tidaklah sama dengan kesehariannya di perkotaan, jalan-jalan terlukis abstrak oleh variasi bayangan dedaunan dan pepohonan. Pohon-pohon dibalu dengan kain Poleng (kain kotak hitam-putih) mendominasi disana. hamparan sawah ikut menyapa orang-orang yang sedang beraktifitas, sungguh kaya akan nuansa pagi khas pedesaan Bali. 

Perjalanan riding kali ini Arman Abidin menuruni lereng menuju danau Batur, langit pun seakan enggan untuk menitikan air hujan sementara Matahari tampak santai disiang hari. Arman Abidin mengikuti terus jalanan tepi danau, melintasi perkebunan masyarakat yang beraneka ragam vegetasi .

Dengan motornya Arman Abidin bisa menikmati suasana desa adat Trunyan lebih dalam. bangunan pura didesa adat ini ikut menyambut kehadirannya dan hingga akhirnya sampailah untuk memulai menyeberang.

Perlahan ditepian danau Batur, hutan padat diperbukitan pun tampak, begitupun pohon Trunyan, nampak suasana yang berbeda, perahu yang membawa Arman Abidin menyeberangi danau Batur menuju areal pemakaman adat Trunyan, ketika berjalan di dermaga disambut oleh seorang juru kunci.

Begitu melangkahkan kaki dan menginjakkan kaki ditanah gerbang masuk area pemakaman, Arman Abidin disambut dengan adanya patung pria dan perempuan pada kedua sisi gerbang masuk area pemakaman, suasana di sini memang syarat akan kesan mistis yang kuat. 

Desa Trunyan memiliki komples pemakaman dengan sebelas acak cakti atau pelindung mayat yang diletakkan diatas tanah dengan posisi terlentang terbungkus kain putih. Di area ini terdapat pohon Taru menyan atau pohon menyan, pohon inilah yamg menetralisir bau mayat yang berada dibawahnya. karena adanya pohon ini maka nama area ini dinamanan desa Trunyan.

Satu pohon Taru Menyan yang sangat besar menaungi hampir seluruh area di pemakaman ini, selanjutnya disisi kir terdapat 11 acak Cakti (keranda Bambu) yang masing-masing keranda terdapat mayat yang ditidurkan dengan posisi terlentang, saat Arman Abidin disana ada manyat yang masih segar dan ternyata oleh juru kunci dijelaskan bahwa mayat tersebut baru meninggal kemaren.

Masih disekitar area pemakaman, terdapat banyak sekali tumpukan tengkorak namun dari semua tengkorak terssebut tidak tercium bau amis sedikitpun. Arman Abidin berkesempatan memegang tengkorak manusia, tentu terlebih dahulu ia meminta ijin dan petunjuk dari juru kunci yang menemaninya.

 

Barang-barang bekal orang yang meninggal seperti pakaian, sandal atau barang kesukaan sewaktu masa hidupnya diletakkan didekat mayat-mayat yang ada di keranda bambu, walaupun tempat wisata yang satu ini terkesan mistis dan angker, namun pemandangan alam disisni cukup indah sehinga menjadi salah satu objek rekreaasi alam dan budaya yang menarik untuk dapat dikunjungi ketika kalian berlibur ke bali. 

Desa adat Trunyan merupakan desa tua Bali kuno yang memiliki tradisi unik dengan tata cara pemakaman orang yang telah meninggal. Desa adat Bali Kuno ini dikenal sebagai desaBali Aga dan merupakan penduduk asli pulau Bali yang merupakan keturunand ari majapahit.

BACA JUGA

Latest Articles

- Advertisement -

Popular Articles

automoto.id We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications