Nama Hermann Weber jarang muncul dalam sejarah para insinyur motor besar, namun Ia bertanggung jawab merancang mesin motor 2 tak yang mungkin paling banyak ditiru dibanding yang lain.
Automoto – Hermann Weber adalah seorang mekanis yang sangat berpengaruh dalam pengembangan mesin motor 2 tak, hingga tahun 1960-an termasuk Yamaha YM1
Kontribusi Weber pada dunia motor yaitu DKW RT125 125cc tahun 1939, mesin dua tak terkini yang menampilkan konstruksi unit dan rangka alumunium ringan.
Dengan bantuan gambar yang dirilis oleh Harley-Davidson si Hummer, Russia si Moska, pada tahun 1953 Genichi Kawakami, presiden pembuat alat musik, Nippon Gakki di Jepang.
Memutuskan untuk menggunakan sebagia dari kapasitas produksinya yang menggangur untuk membuat motor.
Mungkin untuk mencari identitas baru untuk lini sepeda motor barunya, dia menamani motornya dengan nama salah satu motor tersebut, dari pendiri perusahaan, Torakusu Yamaha.
Motor pertama perusahaan ini adalah motor tunggal dua tak berkapasitas 125cc, YA-1 “Red Dragon” dan desainnya banyak terinspirasi dari karya Weber untuk DKW.
Pada tahun 1957, Yamaha telah memasang mesin 125 untuk menghasikan mesin 250, YD-1, dengan dimodifikasi dan dikembangkan, mesin ini berbentuk dasar dari jajaran mesin kembar dua tak Yamaha yang sangat sukses.
Pada tahun 1962, mesin 250 telah berevolusi mesin YD-19 yang bertenaga 19HP, 3 Roadster dengan rangka tulang punggung baja tekan dan starter eletrik bergabung pada tahun berikutnya dengan YDS-2 yang sporty namun hanya kickstarter, bertenaga 25HP.
Perkembangan besar terjadi pada tahun 1964 dengan YDS-3 yang menggunakan sistem autolube Yamaha, hingga saat itu,
Hampir semua mesin dua langkah dilumasi dengan mencampurkan oli dengan bensin, dengan perbandingan bervariasi 12:1 (British Villiers) hingga 50:1 (vespa katup putar) tergantung pada mesinnya.
Inovasi Yamaha adalah membawa oli mesin dalam tangki terpisah dan menyuntikkan kedalam mesin (injection).
dengan pompa oli kecil yang digerakkan oleh poros masukan transmisi yang menyuntikkan oli kedalam saluaran masuk.
Dalam rasio yang ditentukan oleh putaran mesin dan bukaan throttle, adakalanya karena pompa kehabisan poros input, tiak ada oli yang dipompa saat motor diam dan masuk gigi.
Hal ini mungkin untuk menghindari ole berlebih pada saat lampu lalu lintas berwarna merah, namun dapat membuat mesin kehabisan oli jika mesin dihidupkan berulang kali pada kondisi itu,
Pada prakteknya ini bekerja dengan baik bahkan tak lama kemudian, sebagian besar motor 2 tak versi yang lebih besar menggunakan versi tersebut, sistem autolube Yamaha.
Selain itu Yamaha juga ikut terlibat dalam dunia balap, Fumio Ito yang mengenarai RD56cc mungkin bisa memenangkan Isle of Man TT tahun 1963,
Namun karena kesalahan penghentian bahan bakar selama 50 detik, dan ketika Ito absen karena kecelakaan pada tahun 1964.
RD56 menelurkan rangkaian pembalap produksi TD yang sangat sukses yang masih menang itahun 70-an dan terus melanjutkan balap vintage hingga saat ini.
Jadi jika 250cc bagus, lebih banyak pasti lebih baik, padahal tahun 1965, Yamaha memperkenalkan mesin stroke besar pertamanya, YM-1 305 cc, yang membawa bendera peruahaan selama dua musim sebelum dikalahkan oleh YR-1 350cc Milik Yamaha.
Secara efekti menjadi cacatan kaki dalam pengembangan Yamaha YM-1, sementara YDS-3 dan YR-1 pada akhirnya melahirkan seri RD250 350 dan 400.
Yang berpuncak pada salah satu motor balap jalanan paling rasis yang pernah ada yaitu RZ350 berpendingin Cairan.
Kehadirannya dipasar relatif singkat, dan pengembangan seri RD, YM-1 dulu dan kini merupakan mode yang sering diabaikan oleh Lini Yamaha.