Motor Triumph 3TA yang sangat disayangi ini selalu mengingatkan sipemiliknya akan sahabatnya yang telah lama hilang
Automoto – Di sebuah desa kecil di Suffolk, Inggris, masa remaja Stephen Stone dan sahabatnya, Clive, penuh dengan petualangan sederhana yang bermakna. Keduanya sering menghabiskan waktu di sebuah kandang babi tua, mengutak-atik skuter dan sepeda motor usang. Sebuah Triumph 3TA, sepeda motor tua tahun 1958, menjadi simbol persahabatan mereka—sebuah kendaraan yang mereka impikan untuk digunakan bersama di jalan raya.
Pada usia 15 tahun, Stephen dan Clive membeli Triumph itu seharga £10. Mereka mengecatnya dengan warna emas metalik yang dipilih Clive, menjadikannya sepeda motor istimewa.
Sepakat bahwa siapa pun yang lulus ujian sepeda motor terlebih dahulu akan memilikinya, Stephen akhirnya menjadi pemilik Triumph ketika ia lulus ujian di usia 17 tahun. Namun, kebahagiaan mereka harus berakhir dengan tragedi.
Kehilangan Sahabat
Clive, yang baru berusia 17 tahun, mengalami kecelakaan fatal dengan Yamaha RD250 miliknya. Ia meninggal beberapa hari kemudian, meninggalkan luka mendalam dalam hidup Stephen.
Triumph yang telah mereka rawat bersama berubah dari sekadar kendaraan menjadi kenangan tak tergantikan akan persahabatan sejati.
“Triumph itu adalah satu-satunya kenangan nyata saya tentang Clive,” kenang Stephen, kini berusia 67 tahun. Selama lebih dari lima dekade, Triumph itu tersimpan di gudang, tidak tersentuh tetapi tidak pernah terlupakan.
Restorasi yang Menghidupkan Kenangan
Kesibukan hidup karier di ketentaraan, membesarkan keluarga, dan pekerjaan yang padat membuat Triumph dibiarkan begitu saja.
Namun, pada 2018, setelah menjalani operasi pinggul, Stephen memutuskan untuk menghidupkan kembali sepeda motor yang penuh kenangan itu.
Proses restorasi Triumph sangat menantang. Sepeda motor itu telah rusak berat karena banjir di gudang ayahnya, banyak komponennya hilang atau rusak.
Tetapi dengan ketekunan, Stephen melacak suku cadang, memperbaiki mesinnya, dan mengecat ulang bodi motor dengan warna emas yang sama, sebuah penghormatan untuk Clive.
“Ketika saya mendengar suara mesinnya pertama kali, rasanya luar biasa,” ungkapnya. “Seperti mendengar kenangan lama hidup kembali.”
Lebih dari Sekadar Sepeda Motor
Bagi Stephen, Triumph ini adalah penghubung antara masa lalu dan masa kini, serta warisan yang ingin ia jaga untuk generasi mendatang.
Ia berharap sepeda motor itu tetap berada dalam keluarganya atau kembali kepada keluarga Clive suatu hari nanti.
Triumph 3TA itu kini digunakan hanya pada hari-hari cerah, sebagai pengingat akan kenangan persahabatan, masa muda, dan momen-momen berharga yang membentuk hidupnya.
“Banyak orang yang memuji warnanya,” kata Stephen. “Dan setiap kali ada yang bertanya, saya punya kesempatan untuk menceritakan kisah tentang Clive dan semua yang pernah kami lakukan bersama.”