Melihat Pesona Klasik Tahun 1970-an yang Masih Memancarkan pesonanya hingga kini
Automoto – Di era modern dengan laju perkembangan otomotif yang begitu pesat, sulit membayangkan bagaimana motor klasik dari era 1970-an masih mampu menarik perhatian dan mempertahankan daya tariknya.
Namun, beberapa model klasik seperti Honda CB750 dan Kawasaki Z1 tetap memiliki penggemar setia dan bahkan dianggap sebagai kendaraan yang memiliki aura keilahian tersendiri. Apa yang membuat mereka begitu istimewa hingga kini masih dikenang dan dikagumi?
Z yang Mengalahkan Model Baru dengan Penyetelan Adalah Pahlawan
Dunia otomotif pada akhir 1960-an hingga akhir 1970-an menyaksikan pergeseran besar dari dominasi sepeda motor kembaran asal Inggris ke era mesin multi-silinder Jepang.
Salah satu model yang menjadi pelopor dalam revolusi ini adalah Honda Dream CB750 Four yang diluncurkan pada tahun 1969.
Honda DREAM CB750 FOUR (1969)
– Kapasitas mesin: 736cc
– Tipe mesin: 4-tak berpendingin udara SOHC 2-katup 4-silinder segaris
Sepeda motor ini tidak hanya memperkenalkan konsep mesin empat silinder segaris yang lebih bertenaga dan halus, tetapi juga memberikan standar baru dalam hal keandalan dan performa. Honda kemudian terus mengembangkan seri CB Four yang semakin membuktikan keunggulan mesin 4 silinder.
Tak lama setelah itu, Kawasaki memperkenalkan model yang lebih bertenaga dan revolusioner, yaitu Kawasaki Z1. Model ini menjadi legenda karena performanya yang luar biasa dan mendapat julukan “dewa kekuatan dan kecepatan”.
Kawasaki 900 SUPER4 (Z1) (1972)
– Kapasitas mesin: 903,2cc
– Tipe mesin: 4-tak berpendingin udara DOHC 2-katup 4-silinder segaris
Kehadiran Z1 benar-benar mengguncang dunia otomotif. Dengan tenaga besar dan putaran mesin yang lebih tinggi, Z1 berhasil membawa sepeda motor Jepang ke tingkat yang lebih tinggi. Akhirnya, banyak pabrikan lain yang mulai beralih ke konsep mesin empat silinder segaris untuk mengejar performa kecepatan tinggi.
Ledakan 750cc dan Dominasi Mesin Empat Silinder
Pada masa itu, terjadi ledakan popularitas kelas 750cc di Jepang. Banyak orang tergoda oleh performa sepeda motor 750cc yang setara dengan mobil sport terbaik di dunia, tetapi dengan harga yang lebih terjangkau. Empat produsen Jepang utama berlomba-lomba menghadirkan model terbaik mereka.
Sebagai seorang remaja saat itu, saya sangat terobsesi dengan dunia sepeda motor. Saya mengoleksi berbagai majalah otomotif, membaca setiap artikel tentang motor, dan akhirnya mendapatkan SIM agar bisa mengendarai motor impian saya, yaitu Kawasaki Z2.
Kawasaki 750RS (Z2) (1973)
– Kapasitas mesin: 746cc
– Tipe mesin: 4-tak berpendingin udara DOHC 2-katup 4-silinder segaris
Z menjadi sepeda motor yang paling diidamkan karena kemampuannya yang luar biasa dalam hal penyetelan. Dengan beberapa modifikasi, Z mampu mengungguli pesaingnya yang lebih baru.
Hal inilah yang menjadikannya legenda di kalangan penggemar otomotif. Banyak pengendara Z dari era itu yang menciptakan “legenda” yang masih dikenang hingga saat ini.
Keberagaman Mesin dan Evolusi Sepeda Motor
Meskipun mesin empat silinder segaris semakin mendominasi, ada juga sekelompok penggemar yang tetap setia dengan model klasik berkonfigurasi mesin kembar.
Beberapa model seperti Yamaha XS650, Honda CB450, dan seri W dari Kawasaki tetap memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya.
Bahkan, model dengan mesin satu silinder besar juga memiliki daya tarik tersendiri, yang akhirnya melahirkan salah satu motor klasik paling ikonik dari Yamaha.
YAMAHA SR400 (1978)
– Kapasitas mesin: 399cc
– Tipe mesin: 4-tak SOHC 2 katup silinder tunggal berpendingin udara
Saya sendiri pernah memiliki pengalaman mengendarai Kawasaki Mach III Model 2, sebuah motor dua tak yang terkenal cepat dan ekonomis. Meskipun terkenal boros bahan bakar dan menghasilkan banyak asap, motor ini tetap memberikan pengalaman berkendara yang mengesankan.
Salah satu kejutan besar bagi saya adalah Suzuki GT750 dan Yamaha TX750. Kedua motor ini memiliki karakteristik yang unik dan memberikan pengalaman berkendara yang berbeda.
SUZUKI GT750 (1971)
– Kapasitas mesin: 738cc
– Tipe mesin: 2-tak berpendingin air, 3-silinder paralel
GT750 memiliki performa luar biasa di jalur lurus, tetapi kurang lincah saat menikung. Namun, torsi besar yang dihasilkan membuatnya memiliki akselerasi yang mengesankan. Sementara itu, Yamaha TX750 menawarkan kenyamanan berkendara yang lebih halus, meskipun kurang bertenaga dibandingkan pesaingnya.
Keindahan Abadi Sepeda Motor Klasik
Pada era 1970-an, sepeda motor besar bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga sebuah simbol kemewahan dan prestise.
Desainnya yang rumit dan teliti membuatnya tampak lebih elegan dibandingkan banyak model modern. Itulah sebabnya, hingga hari ini, sepeda motor klasik dari era tersebut masih memiliki daya tarik yang kuat.
Sepeda motor klasik bukan hanya tentang kecepatan atau kekuatan, tetapi juga tentang pengalaman berkendara yang tidak tergantikan.
Hal-hal yang indah akan tetap indah selamanya, dan sepeda motor dari era 1970-an adalah salah satu contoh terbaik dari keindahan yang abadi.