Motor Harley-Davidson pertama kali dibawa ke Jepang sejak perang dunia ke-1, setelah perang dunia ke-1 berakhir, pengiriman terus dilakukan.
Automoto – Popularitas kendaraan Amerika semakin meningkat sejak tahun 1920-an, Harley-Davidson menjadi pemasok motor resmi untuk polisi Jepang, tentara bahkan pengawal Kaisar Jepang.
Permintaan pasar Jepang begitu tinggi sehingga Harley-Davidson mendirikan jaringan dealer, termasuk Jaringan keagenan penjualan motor dan suku cadang yang diberi nama “Harley-Davidson Sales Company of Capan”.
Namun pada akhir tahun 1920-an, setelah dimulainya krisis keuangan global, Yen Jepang mengalami devaluasi sedemikian rupa sehingga orang bisa membeli tanah pedesaan seharga motor Harley-Davidson.
Pada tahun 1929, Kepala Harley-Davidson Jepang Alfred Childs mengajukan proposal untuk memberikan hak ekslusif kepada Jepang atas pembuatan motor Harley-Davidson di Jepang.
Negosiasi memakan banyak waktu, para pendiri Harley-Davidson tidak terlalu antusias dengan ide ini.
Butuh beberapa tahun untuk membangun fasilitas pabrik, memindahkan insinyur Amerika berasama keluarga mereka ke Jepang dan mengirimkan semua gambar, diagram dan lain-lain yang diperlukan.
Pembuatan Harley-Davidson Jepang dimulai tahun 1935 di Pabrik Shinagawa, motor pertama yang keluar dari conveyor adalah replika JD74 yang dilengkapi dengan mesin flathead 1.200cc.
Banyak subkontraktor diseluruh Jepang yang memproduksi suku cadang, setelah itu suku cadang diproduksi oleh subkontraktor.
Sementara itu, perang dan ekspansionisme semakin berkembang di Jepang, Pada akhir tahun 1930-an.
Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan para pemimpin militer terhadap fakta bahwa Jepang memproduksi sepeda motor asing.
Pada saat itu, Harleu-Davidson merilis model E dilengkapi mesin OHV 1000cc dan mengusukan pekerjaan Shinagawa untuk memulai pembuatan model baru.
Manajemen pekerjaan tidak merasa yakin menerima tawaran tersebut karena model 1200cc telah disetujui oleh Militer dan penjualan motot asli Harley-Davidson.
Pada tahun 1937, jepang memasuki perang Tiongkok-Jepang ke-2, dan proyek Shinagawa tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan militer.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, angkatan darat Jepang menandatangani kontrak dengan Nihon Nai-Enki.
Untuk membuat motor bermesin flathead 1200cc dengan nama “Kurogane” alias Kuro Hagane, Kurogano atau Kurogano-Go) yang berarti Besi hitam.
Metode Penamaan Motor
Perlu disebutkan, bahwa penunjukan numerik peralatan militer Jepang didasarkan pada tahun ketika model tersebut di adopsi untuk persenjataan.
Sesuai dengan tanggal “ sejak berdirinya kekaisaran” (660 SM), sebelum tahun 1940 (3000 menurut tahun kalender Jepang).
Sebutan lengkap (empat digit) atau dua digit terakhir digunakan, sehingga model tahun 1937 diber nama “tipe 2597”, “2597” atau ’97”. Model tahun 1940 disebut “Tipe 100”.
Sejak tahun 1941 hanya digiti terakhir yang digunakan dalam penunjukannya, misalnya model tahun 1942 diberi nama Type 2 , 1943 disebut tibe 3 dan seterusnya.
Kurogane Type 95 yang dibekali dengan mesin 1260cc dijuluki sebagai “ Two-Storey- bike” karena ukuran jarak bebas yang besar yaitu 20cm.
Kurogane berukuran satu setengah lebih besar dari Rikuo dan membutuhkan sespan untuk menstabilkan motor Kurogane tipe 95.
Seharusnya digunakan untuk angkutan perwira karena ekterior motor yang canggih dan eksekutif saat itu.
Speedo meter diproduksi oleh perusahaan Osaka Meter Company, magneto dan semua kabel diproduksi oleh Mitsubishi,.
Sistem pengapian satu tombol dan sistem penerangan listrik depan oleh Koito Seissakusho Tokyo.
Oleh karena itu terlepas dari faktanya, motor ini didasarkan pada desain Harley-Davidson namun tetap saja berbeda.
Kurogane Type 95 adalah contoh yang sempurna tentang bagaimana ide-ide tehnik dapat berubah jika tidak dibatasi oleh Hak cipta.
Motor ini tergolong sebagai motor yang paling langka didunia dan menjadi koleksi dari motos of war oleh Motorworld.